Annisa Putri Larasati
namaku, lebih akrab dengan sebutan Anis, kata teman-temanku aku adalah anak
yang manja, karena apapun yang aku minta selalu dikabulkan oleh mama dan
papaku.
Hari Jum’at
pagi, aku bergegas bangun dari tempat tidurku. Aku melamun sejenak. Memikirkan
hal aneh yang terjadi padaku. Aku bingung, karena sudah lima kali aku menemukan
sebuah surat yang tak diketahui pengirimnya itu, dan tak seorang pun yang tahu
akan hal ini.
“tookk tookk
tookkk,,.. bangun non, sudah siang....!” teriak Bi Minah di balik pintu kamarku.
“iya Bi..”
sahutku. Lalu aku bergegas menuju kamar mandi. 10 menit kemudian aku selesai
mandi, kupakai baju putih biruku.
“non
sarapannya sudah bibi siapin tuh dimeja” kata Bi Minah
“bentar bi,
aku belum selesai” jawabku. Aku berlari menuju meja makan sambil merapihkan
dasiku. Kulihat jam sudah menunjukan pukul 6.30 tepat.
“waduhhhh,,
bakal kesiangan nih” ujarku dalam hati. Lalu kuambil roti sarapanku, dan ku
habiskan susu buatan Bi Minah itu.
“aku
berangkat!!!!!!!!!!” teriakku sambil berlari menuju mobil papaku
“cepet yah
pak, udah siang nih”
“oke non”
jawab supirku. Jam telah menunjukkan pukul 6.45 tepat.
Tak lama
kemudian akupun tiba di sekolah kesayanganku ini. Aku keluar dan berlari menuju
kelasku. Setibanya di kelas aku duduk di pinggir Ria, teman dekatku, dia cantik
dan baik hati.
“hahhh huuhh
hahhh huuhh” nafasku terengah engah
“kenapa kamu
nis?, ko tumben kamu telat?” tanya Ria.
“ngga ko Ri,
gara-gara aku melamun di kamar, aku jadi kesiangan” jawabku.
“ngelamunin
apa emang nis, cerita dong sama aku?” lanjut Ria
“hhemmm gimana
yah, aku ragu mau cerita sama kamu tuh, soalnya kamu kaya ember bocor sihh,
ngga bisa jaga rahasia orang” kataku.
“ihhh emangnya
aku seburuk itu apa?” jawab Ria
“hehe ngga
juga sihh, tapi aku lagi malas curhat nih” lanjutku.
“yaudah kalo
ngga mau cerita mah” kata Ria. Aku hanya diam tak menjawab. Tak lama kemudiam
terdengar
“tttteeeeeettttt”
bel panjang berbunyi menandakan dimulainya pelajaran pertama.
Selama jam
pelajaran berlangsung, aku hanya melamun memikirkan surat yang tak diketahui
pengirimnya itu. Tiba-tiba
“bbrrraaaggg”
suara Ria memukul meja.
“iihhh kamu
ini apa-apaan sih?, bikin aku kaget aja, untung jantungku ngga copot” kataku
“habisnya kamu
ini kenapa sih dari tadi melamun melulu, kekantin yuuu, dari pada kamu ngelamun
aja ntar kesambet loohh?” aku tak sadar ternyata jam pelajaran pertama telah
habis.
“ayooo ihhh”
lanjut Ria sambil menarik tanganku. Aku hanya diam dan menuruti perkataan Ria.
Ditengah tengah perjalanan kantin terdengan seorang laki-laki memanggil namaku.
“Haaaii
aniiiss”.ucap pria tersebut sambil tersenyum.
Aku ditimpa kebingungan.
“siapa tuh
nis?” tanya Ria
“Gatau Ri, aku
ga kenal sama cowok itu”
“masa sih?,
jangan-jangan dia suka sama kamu, hihihihi” Ria sambil tertawa
“ahhhh ngawur
kamu, tapi bener juga kali yahh? Udah ah jangan di fikirin” lanjutku sambil
berjalan menuju kios kantin Bakso.
“mas, baksonya
satu yah”
“siap non”
jawab mas tukang bakso.
“kamu mau
bakso ngga Ri?” tanyaku.
”ngga ah, aku
mau makan soto aja”
“yaudah”
kataku sambil menyuapkan sebuah bakso ke mulutku.
Sejenak aku
malamun kembali.
“apa mungkin
cowok tadi yah yang selama ini ngrimin surat itu?” dalam hati.
“hayoooo,,
kamu ngelamunin apa sih?” Ria memukul pundakku.
“ngg ngg ngga
ko Ri”
“jujur aja
sih, aku janji bakalan jaga rahasia deh” rayu Ria
“hhheemmm gini
Ri, udah 5 hari terakhir ini aku nemuin surat dibawah mejaku Ri” aku
menjelaskan.
“meja mana?,
meja dikelas?” Ria penasaran.
“dari siapa
nis?”
“nahh itu yang
selama ini jadi fikiran buat aku, disuratnya ngga ditulisin pengirimnya Ri”
“terus isinya
apa?”
“nahh ini lagi
yang ngebuat aku bingung, di surat itu tertulis “Nis, aku cinta padamu” aku kan
jadi tambah bingung, semua surat itu isinya sama” aku menjelaskan.
“hahahaha” Ria
tertawa.
“loh. Kok kamu
ketawa Ri?”
“itu orang
kayanya yang ngefans sama kamu Nis” jawab Ria
“Tapi kayanya
ini Cuma kerjaan si Angga”
“apa mungkin
si Angga yang suka sama kamu, hahaha” Ria menjawab.
“ihhhh kamu
ini apa-apaan sih, ogah dah gue, abis mah orangnya jeleki, nakal lagi” kataku.
“ehhh udah jam
9.30 nis, bentar lagi masuk, cepet abisin baksonya” Ria menyuruh.
“ohh iya”
kataku smabil ku habiskan bakso ini sesuap demi sesuap.
Sehabis itu,
aku dan firda berjalan setengah berlari menuju kelasku. Dan terdengar
“Nis, udah
lupa yah sama aku?”. Aku menengok kekanan kekiri. Dan ku lihat ternyata pria
tadi yang memanggilku.
“Nis itu kan
orang yang tai kan” tanya Ria.
“iya Ri, siapa
sih orang itu, udah ah jangan di hiraukan” kataku.
“ttteeett”
suara bel sekolah berbunyi. Aku dan Ria pun berlari menuju kelas.
Dikelas aku
menemukan kembali sebuah surat di bawah mejaku. Akupun memberitahu Ria. Dan
akhirnya Ria pun membaca isi surat tersebut. Dan ternyata isinya “Nis, aku
cinta padamu”, masih sama dengan isi kelima surat yang aku temukan akhir-akhir
ini. Dan tek terasa bel pulang berbunyi. Akupun bergegas pulang dengan menaiki
mobil papa yang dikendarai supir pribadi papaku.
Setibanya di
rumah, aku melamun dan melamun, hingga esok harinya aku melakukan aktifitasku
sepert biasa, dan untuk ke tujuh kalinya, aku menemukan sepucuk surat lagi di
bawah mejaku. Aku tak memberti tahu Ria kalau aku menemukan surat itu. Namun
ada yang beda dengan surat ini, surat yang biasanya berisi tentang kata
“Cinta”, kini hanya berisikan kalimat “Aku tunggu di gerbang sepulang sekolah”
dan akupun hanya menuruti perintah dari surat itu.
Bel pulang
sekolah berbunyi, aku bergegas keluar kelas berniat untuk melihat siapa orang
sibalik surat misterius tersebut. Tiba-tiba Ria mengejarku.
“heyy nis
tunggu aku dong” teriak Ria
“aduuhhhb sial
deh kalo si Ria sampe tau kalau aku mau menemui orang misterius dibalik
surat-surat ini” dalam hatiku.
“heh ko kamu
malah ninggalin aku sih?, biasanya juga kamu nunggin aku”
“iinii aku
mau...”
“mau apa?”
kata Ria
Akhirnya aku
menceritakan bahwa sebenarnya aku akan menemui orang yang mengirimin aku
surat-surat itu. Dan akhirnya Ria menemaniku untuk bertemu dengan Pria
tersebut.
“tapi kamu
ntarnya diem yah, jangan ngeganggu” ucapku
“iya bawel
tenang aja” kata Ria
Sepuluh menit
aku dan Ria menunggu orang tersebut, tapi tak muncul juga.
“ayo pulang
ah, ngga ada orangnya juga” Ria mengajakku
“ntar dulu
ahhhh” kataku
Lima menit
kemudian terlihat seorang laki-laki berparas tampan menuju gerbang sekolah.
“eh eh kamu
yang ngirimin surat ke aku yah?” tanyaku. Pria itu hanya diam kebingungan
“idihh apaan
sih? bukannn” jawab pria itu. Aku hanya diam dengan muika memerah menahan malu.
Ria hanya tersenyum menahan tawa.
“ihh kamu
malah ngetawain aku, awas kamu” kataku
“kamunya juga
sih asal aja” kata Ria. Kemudian kami melanjutkan menunggu. Tak lama kemudian
terlihat orang yang memanggil namaku kemarin. Kami hanya duduk cuek.
“hey anis”
pria itu mengawali percakapan.
“haii, siapa
yah?” jawabku.
“Ini aku,
orang yang ngirim surat ke kamu” dia menjelaskan. Aku diam , kaget, ternyata
benar tebakanku kalu orang inilah yang mengirimi aku surat. Ria pun terdiam
“kok pada diem
sih” ujar pria tersebut memecahkan keheningan.
“eh iya maaf,
nama kamu siapa yah? Terus maksudnya apa ngirim surat gituan sama aku?”
Kemudian pria
itupun menjelaskan panjang lebar, dan ternyata dia adalah Regi, teman semasa
kecilku yang kemudian pindah keluar kota, memang dia tampan, baik, tapi tidak
terlalu putih. Dan diapun menjelaskan tentang isi hatinya, bahwa sebenarnya dia
menyukaiku dan menginginkan aku menjadi pacarnya, dan akupun menerima
permintaannya, dan hingga saat ini aku dan rega menjalin hubungan yang serius
hingga ajal menjemput.