Sabtu, 29 Oktober 2011

Surat Tak Berawak
Anonim19.02.00 0 Respon


Annisa Putri Larasati namaku, lebih akrab dengan sebutan Anis, kata teman-temanku aku adalah anak yang manja, karena apapun yang aku minta selalu dikabulkan oleh mama dan papaku.

Hari Jum’at pagi, aku bergegas bangun dari tempat tidurku. Aku melamun sejenak. Memikirkan hal aneh yang terjadi padaku. Aku bingung, karena sudah lima kali aku menemukan sebuah surat yang tak diketahui pengirimnya itu, dan tak seorang pun yang tahu akan hal ini.
“tookk tookk tookkk,,.. bangun non, sudah siang....!” teriak Bi Minah di balik pintu kamarku.
“iya Bi..” sahutku. Lalu aku bergegas menuju kamar mandi. 10 menit kemudian aku selesai mandi, kupakai baju putih biruku.
“non sarapannya sudah bibi siapin tuh dimeja” kata Bi Minah
“bentar bi, aku belum selesai” jawabku. Aku berlari menuju meja makan sambil merapihkan dasiku. Kulihat jam sudah menunjukan pukul 6.30 tepat.
“waduhhhh,, bakal kesiangan nih” ujarku dalam hati. Lalu kuambil roti sarapanku, dan ku habiskan susu buatan Bi Minah itu.
“aku berangkat!!!!!!!!!!” teriakku sambil berlari menuju mobil papaku
“cepet yah pak, udah siang nih”
“oke non” jawab supirku. Jam telah menunjukkan pukul 6.45 tepat.
Tak lama kemudian akupun tiba di sekolah kesayanganku ini. Aku keluar dan berlari menuju kelasku. Setibanya di kelas aku duduk di pinggir Ria, teman dekatku, dia cantik dan baik hati.
“hahhh huuhh hahhh huuhh” nafasku terengah engah
“kenapa kamu nis?, ko tumben kamu telat?” tanya Ria.
“ngga ko Ri, gara-gara aku melamun di kamar, aku jadi kesiangan” jawabku.
“ngelamunin apa emang nis, cerita dong sama aku?” lanjut Ria
“hhemmm gimana yah, aku ragu mau cerita sama kamu tuh, soalnya kamu kaya ember bocor sihh, ngga bisa jaga rahasia orang” kataku.
“ihhh emangnya aku seburuk itu apa?” jawab Ria
“hehe ngga juga sihh, tapi aku lagi malas curhat nih” lanjutku.
“yaudah kalo ngga mau cerita mah” kata Ria. Aku hanya diam tak menjawab. Tak lama kemudiam terdengar
“tttteeeeeettttt” bel panjang berbunyi menandakan dimulainya pelajaran pertama.
Selama jam pelajaran berlangsung, aku hanya melamun memikirkan surat yang tak diketahui pengirimnya itu. Tiba-tiba
“bbrrraaaggg” suara Ria memukul meja.
“iihhh kamu ini apa-apaan sih?, bikin aku kaget aja, untung jantungku ngga copot” kataku
“habisnya kamu ini kenapa sih dari tadi melamun melulu, kekantin yuuu, dari pada kamu ngelamun aja ntar kesambet loohh?” aku tak sadar ternyata jam pelajaran pertama telah habis.
“ayooo ihhh” lanjut Ria sambil menarik tanganku. Aku hanya diam dan menuruti perkataan Ria. Ditengah tengah perjalanan kantin terdengan seorang laki-laki memanggil namaku.
“Haaaii aniiiss”.ucap pria tersebut sambil tersenyum.
 Aku ditimpa kebingungan.
“siapa tuh nis?” tanya Ria
“Gatau Ri, aku ga kenal sama cowok itu”
“masa sih?, jangan-jangan dia suka sama kamu, hihihihi” Ria sambil tertawa
“ahhhh ngawur kamu, tapi bener juga kali yahh? Udah ah jangan di fikirin” lanjutku sambil berjalan menuju kios kantin Bakso.
“mas, baksonya satu yah”
“siap non” jawab mas tukang bakso.
“kamu mau bakso ngga Ri?” tanyaku.
”ngga ah, aku mau makan soto aja”
“yaudah” kataku sambil menyuapkan sebuah bakso ke mulutku.
Sejenak aku malamun kembali.
“apa mungkin cowok tadi yah yang selama ini ngrimin surat itu?” dalam hati.
“hayoooo,, kamu ngelamunin apa sih?” Ria memukul pundakku.
“ngg ngg ngga ko Ri”
“jujur aja sih, aku janji bakalan jaga rahasia deh” rayu Ria
“hhheemmm gini Ri, udah 5 hari terakhir ini aku nemuin surat dibawah mejaku Ri” aku menjelaskan.
“meja mana?, meja dikelas?” Ria penasaran.
“dari siapa nis?”
“nahh itu yang selama ini jadi fikiran buat aku, disuratnya ngga ditulisin pengirimnya Ri”
“terus isinya apa?”
“nahh ini lagi yang ngebuat aku bingung, di surat itu tertulis “Nis, aku cinta padamu” aku kan jadi tambah bingung, semua surat itu isinya sama” aku menjelaskan.
“hahahaha” Ria tertawa.
“loh. Kok kamu ketawa Ri?”
“itu orang kayanya yang ngefans sama kamu Nis” jawab Ria
“Tapi kayanya ini Cuma kerjaan si Angga”
“apa mungkin si Angga yang suka sama kamu, hahaha” Ria menjawab.
“ihhhh kamu ini apa-apaan sih, ogah dah gue, abis mah orangnya jeleki, nakal lagi” kataku.
“ehhh udah jam 9.30 nis, bentar lagi masuk, cepet abisin baksonya” Ria menyuruh.
“ohh iya” kataku smabil ku habiskan bakso ini sesuap demi sesuap.
Sehabis itu, aku dan firda berjalan setengah berlari menuju kelasku. Dan terdengar
“Nis, udah lupa yah sama aku?”. Aku menengok kekanan kekiri. Dan ku lihat ternyata pria tadi yang memanggilku.
“Nis itu kan orang yang tai kan” tanya Ria.
“iya Ri, siapa sih orang itu, udah ah jangan di hiraukan” kataku.
“ttteeett” suara bel sekolah berbunyi. Aku dan Ria pun berlari menuju kelas.
Dikelas aku menemukan kembali sebuah surat di bawah mejaku. Akupun memberitahu Ria. Dan akhirnya Ria pun membaca isi surat tersebut. Dan ternyata isinya “Nis, aku cinta padamu”, masih sama dengan isi kelima surat yang aku temukan akhir-akhir ini. Dan tek terasa bel pulang berbunyi. Akupun bergegas pulang dengan menaiki mobil papa yang dikendarai supir pribadi papaku.
Setibanya di rumah, aku melamun dan melamun, hingga esok harinya aku melakukan aktifitasku sepert biasa, dan untuk ke tujuh kalinya, aku menemukan sepucuk surat lagi di bawah mejaku. Aku tak memberti tahu Ria kalau aku menemukan surat itu. Namun ada yang beda dengan surat ini, surat yang biasanya berisi tentang kata “Cinta”, kini hanya berisikan kalimat “Aku tunggu di gerbang sepulang sekolah” dan akupun hanya menuruti perintah dari surat itu.
Bel pulang sekolah berbunyi, aku bergegas keluar kelas berniat untuk melihat siapa orang sibalik surat misterius tersebut. Tiba-tiba Ria mengejarku.
“heyy nis tunggu aku dong” teriak Ria
“aduuhhhb sial deh kalo si Ria sampe tau kalau aku mau menemui orang misterius dibalik surat-surat ini” dalam hatiku.
“heh ko kamu malah ninggalin aku sih?, biasanya juga kamu nunggin aku”
“iinii aku mau...”
“mau apa?” kata Ria
Akhirnya aku menceritakan bahwa sebenarnya aku akan menemui orang yang mengirimin aku surat-surat itu. Dan akhirnya Ria menemaniku untuk bertemu dengan Pria tersebut.
“tapi kamu ntarnya diem yah, jangan ngeganggu” ucapku
“iya bawel tenang aja” kata Ria
Sepuluh menit aku dan Ria menunggu orang tersebut, tapi tak muncul juga.
“ayo pulang ah, ngga ada orangnya juga” Ria mengajakku
“ntar dulu ahhhh” kataku
Lima menit kemudian terlihat seorang laki-laki berparas tampan menuju gerbang sekolah.
“eh eh kamu yang ngirimin surat ke aku yah?” tanyaku. Pria itu hanya diam kebingungan
“idihh apaan sih? bukannn” jawab pria itu. Aku hanya diam dengan muika memerah menahan malu. Ria hanya tersenyum menahan tawa.
“ihh kamu malah ngetawain aku, awas kamu” kataku
“kamunya juga sih asal aja” kata Ria. Kemudian kami melanjutkan menunggu. Tak lama kemudian terlihat orang yang memanggil namaku kemarin. Kami hanya duduk cuek.
“hey anis” pria itu mengawali percakapan.
“haii, siapa yah?” jawabku.
“Ini aku, orang yang ngirim surat ke kamu” dia menjelaskan. Aku diam , kaget, ternyata benar tebakanku kalu orang inilah yang mengirimi aku surat. Ria pun terdiam
“kok pada diem sih” ujar pria tersebut memecahkan keheningan.
“eh iya maaf, nama kamu siapa yah? Terus maksudnya apa ngirim surat gituan sama aku?”
Kemudian pria itupun menjelaskan panjang lebar, dan ternyata dia adalah Regi, teman semasa kecilku yang kemudian pindah keluar kota, memang dia tampan, baik, tapi tidak terlalu putih. Dan diapun menjelaskan tentang isi hatinya, bahwa sebenarnya dia menyukaiku dan menginginkan aku menjadi pacarnya, dan akupun menerima permintaannya, dan hingga saat ini aku dan rega menjalin hubungan yang serius hingga ajal menjemput.
Comments
0 Comments

0 Respon

Posting Komentar